Jumat, 28 Maret 2014

Kata-kata Motivasi berdasarkan Pengalaman


Butuh Proses Untuk Bisa Mencapai Tujuan dan Cita-cita Yang Diharapkan Serta Liku-liku Perjalanan dalam Setiap Harinya. Allhamdulillah, dengan Proses tersebut sudah mulai terbuka ruang bagiku, walupun begitu berat dan memusingkan akhirnya dibalik Kesulitan Ada Kemudahan. dan kemudahan tersebut akan terwujud dalam suatu tindakan.-----(<''>):


Hidup itu Seperti Permainan Catur..? Pion Selalu Di Depan..? Benteng, Peluncur, Kuda, Mentri Selalu di Belakand Berbaris di Kiri Kanan Raja, Sedangkan Raja Selalu di Tengah. Setiap Permainan Menggunakan Akal dan Pikiran dan Bagaimana Bisa Berhasil, Menang Mengalahkan Lawan dan Pion Selalu Menjadi Korban pertama untuk mencapai tujuan siasat. Taktik pun dimainkan.? .... dan pada Akhirnya Tinggal Raja Sendiri.., Setiap Permainan Catur Bila Pemainnya Mengusai Siasat dan Taktik... beberapa Pion Bisa dijadikan pelindung Bagi Sang Raja..,!


Belajar itu Tidak Hanya di Dalam Tembok Saja,Tetapi ada juga Banyak Di Luar Tembok mengenai tentang Kehidupan, Belajar Dari dari Orang Ke Orang terkadang Di Dalam dan Diluar Dibuat Sedemikian Rupa....?, bagaimana memaknai lingkungan yang ada di sekeliling.


Pengobatan Alternatip Tradisional Adalah Kearifan Lokal Dengan Menggunakan Herbal Tanpa Bahan Pengawet. Jenis Tanaman Yang Ada DiSekitar Kita Bisa Menjadi Obat.


Teman-temanku Kini Telah Banyak Menjadi Orang-orang Sukses yang Bisa Membanggakan Orang Tua dan Keluarga -----"(Kesuksesan Mereka Masih Tanda Tanya...?)"-----. Untuk Sekarang Diriku Masih Saja Berjalan Ditempat dan Belum Menentukan Arah Tujuan melangkah. Ketika Arah Jalan Kaki Ku Melangkah Sudah Mulai Terlihat Mendekati Tujuan...., Ada Banyak Sekali Rintangan-rintangan yang Menghadang Di Depan ku, Untuk Menguji, Mencoba dan Menyakinkan Atas Pilihan-pilihan Yang Ku Pilih.
Belajar Dari Kehidupan Teman, Orang Lain, Keluarga, Akan Menjadi Motivasi Untuk Bergerak Memanfaatkan Kesempatan Waktu Yang ada dengan apa adanya. karena waktu mempunyai keterbatasan atas aktivitas-aktivitas dan rencana yang dijalankan.


Ku Ingin Mengapai Impian, Cita-cita, Mulai Berencana Membuat Persiapan Apa Yang Dibutuhkan dan Dijalankan Untuk Bisa Mewujudkan Langkah-langkah Dengan Melihat Peluang-Peluang Usaha Untuk Menjadi WiraUsaha Yang Berkelanjutan dan Pasti. "konsep"


Manusia Jalan Hidupnya Sudah Ditentukan Kehidupannya. Hidup Ini Sudah Ada Yang Mengatur Akan Tetapi Manusia Itu Sendiri yang Menjalankannya, Tengantung Bawa'an Diri Orang Tersebut, Ia Bisa Baik dan Bisa Buruk. Intinya Adalah Bahwa Kebaikan Itu Timbul Dari hati dan Akan Mencerminkan Kepribadiannya Sendiri.


Hidup Ini Sudah DiAtur Maha Kuasa, Setiap Gerak di Jalankan Allah Yang Mengatur Karena Manusia Tidak Bisa Bergerak Kecuali Izin Allah. Manusia Bisa Berencana dalam Menjalankan Kehidupan Mengikuti Keingginan dan Kehendak Hati, Melalui Proses, tahapan demi tahapan Untuk Bisa Mewujudkan Keinginan dan Impian nyata.


Kata Orang Tua, Bila Kita Ingin Tahu Tentang Cinta, Maka Ungkapkanlah dan Hadapilah Cinta, Karena Dari Cinta Akan Ada Perubahan Pada Diri Seseorang, Hanya Saja Tergantung Siapa Yang Mengalami dan Membawanya Cinta.! Cinta Bisa Membawa Kehidupan Insan Bahagia dan Dengan Cinta bisa membawa Kehancuran Juga....., CINTA.....? Bagi SIAPA yg Menjalaninya.


Selangkah Demi Selangkah Jejak Perjalanan Akan Menampakan Bekas dan Hasil Tuk Sampai Pada Tujuan Yang Diharapkan dan Di Cita-citakan dan Tinggal Beberapa Tahun Lagi,.. Ya Robbi.. Permudahkanlah Jalan Hidupku Serta Didalam Menggapai Impian Di depan Mata.


Begitu Banyak Nikmat Yang Ku Rasakan Selama Ini Baik Nikmat Kesehatan dan Kebaikan. Akan Tetapi Nikmat2 Tersebut Ku Telah Lalai Dan Bersyukur Atas Yang Diberikan Maha Pemberi Segala-Nya. Dengan Adanya Rasa Sakit Mengingkatkan Kembali Betapa Besar Nikmat Kesehatan Yang Diberikan-Nya. 

Alhamdulillah Kini Allah Telah Memberikan Cobaan dan Sayangnya Kepadaku Untuk Sehat Kembali dan Menambah Kembali Hitungan Hari Demi Hari Untuk Bisa Hidp dan Berbuat Baik. Wa syukurilah Wani'mati Alhamdulillah Hirobbil Alamin.


Bahwa fenomena cinta yang telah melekat dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar didalam melestarikan kehidupan lingkungan. Kalau bukan karena cinta, tentu manusia tidak akan pernah terdoromg gairah hidupnya untuk mewujudkan apa yang dicita-citakannya. Cinta merupakan faktor yang paling utama dalam kelanjutan hidup manusia, dalam kenal mengenal antar mereka.



Semua Orang Butuh Kenyakinan Dalam Diri Untuk Menyakinkan Diri Sendiri dan Orang Lain, Berkata Jujur Pada Pasang Hidup Itu Diutamakan Sehingga Ada Rasa Saling Percaya dan Saling Pengertian.



Menurut Khalil Gibran Makna Tentang Cinta dan Kasih Sayang "...Kuhancurkan Tulang-tulangku, Tetapi Aku Tidak Membuangnya Sampai Aku Mendengar Suara Cinta Memanggilku dan Melihat Jiwaku Siap Untuk Berpetualang dan Pengorbanan".



Pada Dasarnya Manusia Itu Sebenarnya Baik Semua.. Ibarat Orang Berjalan dengan menggunakan Kendaraan dan Melihat Jalanan Yang Berlobang/Rusak Maka Orang Tersebut Akan Mencari Jalan Yang Baiknya dan Bila Jalan Baik Tidak Bisa Dilalui Maka Terpaksa Menempu Jalan Yang Buruk/Rusaak karena itu adalah satu2nya Jalan Pilihaan Yang Tempuh yang Penuh Perhitungan dan Dirasaaakan.



Hari Demi Hari Waktu Demi Waktu Telah Banyak Yang Telah Terlewati. Pelajaran, Pengelaman Hidup Apa Yang Kita Temui Dan Dilakukan Semuanya Tinggal Kenangan Belaka Akan Tetapi Masa Lalu/Kemaren, Sekarang Dan yang Akan Datang Sebuah Tonggak Introveksi Diri Untuk Bisa Berbuat Lebih Baik Lagi Untuk Menyambut Hari-Hari Esok Yang Penuh Kemudahan Untuk Meraih Mewujudkan Mimpi-mimpi Jadi Kenyataan.



Ada Banyak Orang-orang Yang Mengakui Bahwa Dirinya Hebat... Dari Kehebatannya Ia Tak Melihat Kebawah Dulu.. Bagaimana Ia Bisa Jadi Hebat.



Ku Ingin Melihat Cahaya Itu Selalu Terang dan Memancarkan Sinarnya Walaupun Bisa Ku Lihat Dari Kejauhan.








Selanjutnya......

Rabu, 02 Februari 2011

SEJARAH PENDUDUK DESA PETANANG

Pada zaman dahalu yaitu pada masa sultan-sultan di Palembang yang mengembangkan kekuasaannya kelubuklinggau, pada masa / zaman itu di Ulak Libo belum ada raja akan tetapi zaman itu siapa yang paling kuat/gerot itulah menjadi raja/raje. maka pada waktu itu masyarakat dari ulak libo/lebar rombongan dari Nenek Lahitan pindah atau hijrah ke suatu tempat dan belum ada yang menetap, maka sebagian masyarakat ulak libo/lebar hijrah selalu berpindah-pindah lalu rombongan tersebut berjalan menuju ke Petanang dengan menyelusuri/meretas sungai, jarak hijrah yang ditempuh pada waktu itu ± 15 km dari kota lubuklinggau.

Pada waktu hijrah dan masyarakat ulak libo/lebar sebelum menetap di petanang pada sebelumnya meraka menetap di Taba Ran Kilang, arti ran yaitu air yang bercabang/bercaka. Pada masa itu pimpinan di kendali oleh mangku desa/mangku adat dan dipimpin oleh ratu-ratu/marga. Nama pimpinan mangku adat yaitu Kumala Dewa. Kumala yang berarti batu yang berharga.
Setelah menetap sebentar di Taba Ran Kilang maka masyarakat ini meretes menyusuri sungai lalu mereka menetap sebentar di Lubuk Engan lalu tak lama kemudian mereka melakukan hijrah kembali dan sampailah di sebuah imbe/hutan yang belum pernah dijama oleh orang lain akan tetapi tempat yang mereka singga disana banyak sekali kayu petanang. Maka disanalah masyarakat yang berasal dari Ulak Libo/lebar yang menuju perjalanan menetap di Ran Kilang, Lubuk Engan lalu memilih tempat petanang sebagai sebuah desa dan kebun tempat berladang dan bersawah, tak lama kemudian sebagian masyarakat petanang meninggalkan tempat tinggal mereka dan memilih lokasi yang baru, ada yang berladang/betalang di Batu Pepe dan ada yang menetap di Dusun Baru Petanang. Lama-kelamaan tempat Dusun Baru Petanang menjadi dusun dan menetap, akan tetapi tempat mereka tinggal tak jauh dari tempat dusun lama/lame. Hingga sampai sekarang ini Dusun Lame sebagai tempat mencari usaha atau nafkah bagi masyarakat Petanang. Dusun Petanang ini tak lama kemudian sudah mulai ramai dan banyak penduduk lain yang berdatangan untuk menetap dan mencari usaha dan penghidupan.

Masyarakat yang berada di Dusun Petanang ataupun masyarakat lainnya menyebut dusun petanang ataupun mengenal petanang tetaplah dusun petanang karena disebabkan dusun petanang ini banyak terdapat kayu petanang, maka dusun petanang diambil dari kata kayu petanang sehingga menjadi nama dusun petanang.
Sebelum kota lubuk linggau menjadi kota madyah maka desa petanang masih diwilayah administarasi kecamatan linggau Barat, kabupaten Musi Rawas. Dengan adanya otonomi daerah maka desa petanang menjadi kelurahan Petanang dan tak lama kemudian ada kebijakan pemerintah setiap wilayah berhak mengatur wilayahnya sendiri maka kelurahan petanang akhirnya menjadi pusat administrasi pemerintahan didalam kecamatan lubuklinggau utara I dan kelurahan petanang pecah menjadi 2 desa, ada kelurahan petanang ulu dan kelurahan petanang ilir.
Secara administara desa petanang berbatasan
Sebelah utara : Kelurahan Petanang Ilir
Sebelah Timur : Desa Proyek, Belalau I
Sebelah barat : Bedeng, Belalau II
Sebalah selatan : Hutan Lindung

Nama pimpinan yang ada di petanang pada waktu dahulu
1. Raden Mas
2. Pangeran Mas
3. Pertas Tanjung
4. Pak Copet
5. Tan Tamberas (dipinggir air malus)
Diatas adalah nama-nama pemimpin yang pertama sekali yang memimpin Dusun Petanang dan ada juga terdapat penduduk asli yang sudah lama menetap yang pertama kali juga mereka adalah
1. Ali Kedum
2. H. Tekin
3. Aji Pakat
4. Mujin

Pada masa mangku adat pada tahun 1946 dan sampai ke kades maka masyarakat petanang di pimpin oleh Ginde-ginde mereka adalah
1. Pesirah Remitan
2. Ginde Semat
3. Ali Hamad
4. H. Tekin
5. Pak Jono
6. Maharab
7. Ali Matap
8. Ali Kenal
9. Aji Ahad
10. Ali Cambung
11. Jakeb
12. H. Ali Kidam
13. Zainul Abidin
14. Hatta
15. Aji Nur (Botet)
16. Zainul (Pak Pando)
Di masa ginde tersebut mereka juga mempunyai pimpinan juga yang di pegang oleh Pangeran yaitu Bapak Jahil dan dibawahnya adalah Demang sebagai pemegang kekuasaan untuk mengatur masyarakat banyak, masa demang ini pada tahun 1947 hingga akhirnya ada juga Pesirah di Bawah Kekuasaan Demang. Adapun nama pemimpin Pesirah sebagai berikut;
1. Naning
2. Jahul
3. Bamerab
4. Ebol

Masyarakat Petanang juga mempunyai Dukun bayi/beranak dari yang paling tua hingga sampai sekarang ini; nama-nama mereka dalah;
1. Siti Nur Bun (Calik)
2. Nung
3. Jiman
4. Dejut
5. Robiah
6. Cik Mah
7. Limu
Setelah masa kades habis maka berubah alih menjadi pemerintahan yang dipimpin oleh lurah;
1. Cik Ali
2. Riduan
3. Zainal Arifin
4. Muaji Rianto (Aji Klik)
5. Yuni arto (Juni)
6. M. Yunus, SE

Dahulu di Dusun Petanang juga pernah terdapat nama-nama penghulu dan hingga sampai saat ini
1. Ketib
2. P3NTR (Pembantu Pejabat Pencatat Nikah Tolak Rujuk)
3. P3N (Pembantu Pemerintah Pencatat Nikah)
4. P2U (Pembantu Penghulu Umum)
Nama-nama masyarakat yang pernah menjabat menjadi ketib/penghulu di Dusun Petanang dari zaman Ginde hingga sampai Kelurahan sekarang in;
1. Panimbang (1943 – 1942)
2. Ali Kedum (1942 – 1945)
3. Ali Henang (1946 – 1947)
4. Ali Kenal (1947 – 1979)
5. Syukur (1979 – 1981)
6. Syafi’I (1981 – 1983)
7. Malian (1983 – 1990)
8. Dul Anis (1990 – 2005)
9. Baharudin (2005 )

Nama-nama masyarakat sebagai pembantu pemerintahan didalam menjalankan Rukun Tetangga/Rukun Warga;
1. Arizal
2. Yusuf
3. Laham
4. Aji Sefar
5. Zainul
6. Wadiran
7. M. Yusuf
8. Katon
9. Kohir
10. Dul Anis
11. Amran
12. Ali Kawit
13. Sod

Kata-kata nasehat orang tua dahulu
“jangan maling, ngambik hak wang lain, kalo maling dihokom wang dan tabuang”
“benyak ngelong, benyak oleh”
“tototlah kuat, api jengan notot mosoh”
Sejarah dan Kejadian-kejadian Penting

Tahun Kejadian Penting
Jalan sudah dibuat pada waktu zaman belanda
1931 Perkebunan Belalau diambil Belanda dan dijajah dan melakukan perjanjian dengan Belanda, perkebunan tersebut di Sande/Hande oleh Pangeran dengan Belanda dengan Kontrak selama 35 tahun setalah habis masanya maka perkebunan tersebut balik/pulang kembali kerakyat masyarakat Petanang.
 Sebelum 1942 Belanda Masuk Ke daerah Lubuklinggau
1942 Jepang Masuk Ke Indonesia dan ke Lubuklinggau
1945 Indonesia Merdeka
1946 Belanda masuk keindonesian dan ingin menjajah lagi
1962 Perang Saudara PRI
1965 Masuknya PKI
1967 Perang gerombolan polisi tentara kehutanan
1985 Pembuatan DAM
Masyarakat pernah ditangkap harimau, korban jiwa Ani, Darno, Serikat
Masyarakat petanang sudah menggunakan kendaraan mobil,
- H. Tekin
- Aji Lusin
- Bapak Muharap
2002 Desa petanang dimekar menjadi 2, petanang ulu dan ilir
1999 Kantor camat mulai dibangun
Masyarakat Petanang Melakukan Demo Menuntut Kembali Hak Atas Tanah Yang Telah Dijanjikan Kepada Masyarakat Petanang Terhadap Perjanjian Yang Dilakukan Oleh Pangeran Dan Belanda selama 35 tahun untuk dikembalikan lagi kepada masyarakat petanang, akan tetapi hak tersebut tidak sampai ½ bagian yang dikembalikan kepada masyarakat petanang
2003 Rumah Sekolah SMU 3 mulai dibangun
1998 Mulai dibangun Asrama brimob
2008 Terminal Tipe B dibangun dan diresmikan oleh Gubernur Alex Nurdin
2004-2005 Bangunan kantor lurah dibangun
2006 Depag

Bukti sejarah masyarakat Dusun Petanang
1. Bukit Jong, Bentuknya seperti Biduk/Perahu, bersemen dan sebagai tempat untuk mandi.
2. Bukit gah, disebabkan adanya sungai Ngelegah
3. Bukit Angos, bukit ini dikatakan hangus/angos dikarenakan pada musim kemarau bukit ini habis terbakar/hangus semuanya
4. Bukit Jembu/jambu, dikarenakan di bukit tersebut banyak terdapat jambu

Kebudayaan dan Kesenian
Kebudayaan masyarakat Petanang pada waktu dahulu adalah masih memakai cara lama seperti Harkah lame (sedekah lama) yang berfungsi untuk memanggil Penyege/penjaga masyarakat Petanang,
Syarat-syarat Sedekah;
o Ayam Putih Kuning
o Ayam Putih Pucat
o Ayam Kumbang
o Harabi
o Mokot
o Rap Kemiyan

Kesenian yang ada pada waktu dahulu adalah tari menari tari adat seperti;
o Tari Piring
o Tari Atat ( tari berhadapan antara bujang dan gadis)
o Tari silat, kutau

Alat yang digunakan berupa
o Kenong
o Gong
o Kelitang
o Biola

Pendidikan
Pendidikan pada waktu dahulu masyarakat Petanang sudah mengenal sekolah yang tempatnya di sebelah rumah Asif dan guru yang mengajar disana ada satu orang yaitu Pak Romli. Pelajaran yang diajarkan hanya pengenalan huruf saja, dari A – Z dan sehingga huruf tersebut disambung-sambung menjadi sebuah kata-kata supaya bisa dibaca . Alat untuk murid belajar pada waktu itu hanya menggunakan Alat Habak (Batu seperti batu asah) dan alat tulisnya adalah Grib seperti jangka, bila waktu belajar murid-murid menulis tulisan diatas Habak dengan menggunakan Grib akan tetapi setelah selesai menulis tulisan tersebut dihapus kembali dikarenakan pada waktu itu belum ada kertas/buku, pensil, pena untuk dipakai tulis menulis.

Di zaman orde baru hingga tahun 2000_an keatas mengenai pendidikan di kel. Petanang sudah terdapat bangunan sekolah seperti sekolah SD, SMP dan SMU, untuk masyarakat petanang dan disekitarnya sebagai proses belajar didalam menuntut ilmu, mencerdaskan anak bangsa dan juga wajib belajar 9 tahun yang dianjurkan oleh pemerintah indonesia

Kesehatan
Pada tahun 1947 masyarakat Petanang sudah ada Doktor yang menangani kesehatanbagi masyarakat banyak, namanya Pak Junet. Dalam ilmu kedoktoran cara bersunat pada waktu itu masih menggunakan alat tajam berupa Pisau akan tetapi sebelum melakukan sunat orang yang akan disunat harus beremdam terlebih dahulu diair/mandi agar tidak meresa sakit.
Pad tahun ….. pukesmas di Petanang telah dibangun dengan kata nama pukesmas pembantu bagi masyarakat petanang bila ingin berobat. Mantri yang bertugas di desa petanang namanya adalah Pak Arif. Apabila di pukesmas didalam berobat tidak memungkinkan biasanya dari Pukesmas di petanang langsung dibawah ke rumah sakit umum di kota Lubuklinggau.

Setalah otonomi daerah berjalan maka tahap pembangunan pemerintah banyak dialihkan ke arah lubuklinggau utara I dikarenakan lubuklinggau utara I baru dimekarkan menjadi kecamatan dan sebagai pusat kecamatannya kel. Petanang sebagai lokasi admistarasi pemerintahan dari beberapa desa di petanang. Dari otonomi daerah tersebut untuk sekarang ini dapat dirasakan banyak oleh masyarakat bahwa sudah ada dibangun pukesmas yang besar dilokasi petanang ilir sebagai pusat pengobatan bagi masyarakat banyak bila ingin berobat.

Tradisi Masyarakat Petanang
Sampai sekarang ini tradisi masyarakat petanang tak terlepas dari warisan nenek moyang leluhur mereka, dikarenakan warisan tersebut selalu melekat pada anak cucu. Apabila ada masyarakat Petanang ingin membangun/membuat rumah terlebih dahulu mereka harus sedekah terlebih dahulu yaitu sedekah ayam kumbang dan apabila ingin menunggunya maka terlebih dahulu harus pakai tepung (menepung). Pada waktu dahulu jenis rumah yang ada di petanang berupa rumah panggung yang menggunakan banyak kayu dan papan akan tetapi untuk sekarang ini masyarakat petanang banyak menggunakan rumah lepak atau rumah bawah yang berbeton dengan menggunakan bata.

Selain membangun rumah masyarakat petanang juga menggunakan kearifan local didalam berkebun/ume,. Sebelum membuka ume/ berkebun masyarakat petanang melakukan sedekah terlebih dahulu baik dari mulai membuka lahan, menugal padi dan pamennya. Akan tetapi didalam menugal padi didalam menabur padi didalam tugalannya menurut orang tua itu ada bacaannya dan juga didalam ngebat/mengikat padi juga memakai syarat.
Masyarakat petanang mempunyai tradisi dari zaman nenek moyang hingga sampai saat sekarang ini yang tak bisa ditinggalkan oleh kepada anak cucunya sebab tradisi tersebut sebagai warisan leluhur dan selalu melekat, adapun warisan atau tradisi yang ditinggalkan adalah tradisi Sabung Ayam. Didalam sabung ayam ini masyarakat Petanang saling berkumpul terlebih dahulu untuk melihat ayam yang dibawah atau untuk disabung apakah ayam tersebut mempunyai tua ataupun mempunyai celaka, apabila sudah melhat dan tau maka perundingan sabung ayam akan dilakukan dengan satu syarat bahwa ayam yang disabung apabila kalah akan diambil oleh si pemenang.

Sarana dan prasarana
• Bangunan sekolah, SD dan SD N2 sekarang diganti SD 75, SD 76 petanang,
• SLB (Sekolah Luar Biasa)
• Jalan umum sudah beraspal, jalan tani masyarakat masih berupa batu koral
• Kantor lurah, petanang 1 dan 2,
• Kantor camat
• perumahan wali kota
• Asrama Brimob
• Rumah sekolah SMP N 12
• SMU N 3
• TK
• Irigasi
• Pukesmas Petanang
• Terminal tipe B
• Balai desa
• Sumur
• Masjid
• Sepeda motor
• Mobil Pribadi, Taksi dan Tani
• Mesin jahit
• Listrik

Didalam kehidupan sehari-hari masyarakat didalam kebutuhannya terhadap air, masyarakat petanang menggunakan sumur untuk kebutuhan sehari-hari akan tetapi hanya sebagian orang saja yang sering menggunakan air irigasi dari DAM (Air Malus) sebagai untuk tempat mandi, cuci, berkolam dan membuang air besar.

Sarana yang paling menonjol pada masyarakat petanang saat ini adanya tranfortasi sepeda motor sebagai kebutuhan pribadi dan sebagian yang lainnya digunakan untuk mencari usaha seperti digunakan alat ojek.
Baru-baru ini di kelurahan petanang ilir telah dibangun terminal tipe B dan sudah diresmikan oleh Gubernur Palembang yaitu Alex Nuerdin, sebagai terminal untuk tempat usaha dan letak sarana tranportasi dan perekonomian masyarakat untuk mengembangkan usaha. Akan tetapi terminal tersebut belum digunakan sepenuhnya alias belum aktif bagi para pedagang, tetapi bagi kendara roda 4 itu sudah dipungut pajak retrebusinya.

Selain itu masyarakat petanang mempunyai lapangan bolla kaki yang berada di dekat asrama brimob sebagai sarana olahraga masyarakat. Selain permainan bola kaki ada juga permainan volley ball yang permainannya dilakukan hamper setiap sore hari. 

Perekonomian dari sumber daya alam yang ada di dusun petanang
 Petani karet (mayoritas)
 Petani kopi
 Sawah, padi sawah dan darat
 Pedagang
Penduduk petanang pada dasarnya mayoristas mata pencaharinya adalah petani karet, dan padi. Ada sebagian masyarakat yang berkebun kopi. Untuk pertanian irigasi dalam bersawah masyarakat desa petanang mengandalkan air irigasi dari dam Air Malus yang terdapat di desa petanang sehingga irigasi tersebut bisa dialiri sampai 3 desa yaitu, desa petanang ulu, kampung jawa dan petanang ilir.

Program yang pernah dilakukan oleh pemerintah
 Perbaikan irigasi
 Pembuatan siring
 Pembuatan jalan setapak
 Pembuatan Jalan Ke TPU
 Pembuatan pagar masjid
 Pembuatan WC umum
 Perbaikan Irigasi Persawahan melalui siring-siring kecil

Selain instruktur pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah kelurahan ada juga program yang dilayani yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi masyarakat yang miskin ataupun tidak mampu. Untuk mendapatkan bantuan BLT tersebut sudah dilakukan survey dan kreteria masyarakat seperti apa yang akan mendaptkan BLT tersebut. Dari data yang diperoleh masyarakat yang mendapatkan BLT tidak hanya dilihat dari segi rumah ataupun kekayaan yang dimiliki akan tetapi ada juga penghasilan masyarakat dibawah Rp 700.000 per/bulan, maka masyarakat tersebut bisa mendapatkan BLT.

Tukang bangunan
• Yusuf
• Junin
• Edi Yum
• Heru

Lembaga desa
o Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
o Pemberdayaan Sosial Masyarakat (PSM)
o Karang Taruna

Sumber Data,
(Bapak Seher, H. Ali Kidam, Tarmizi, A. Rizal (ketua LPM), Hendra, Edi, Sanca, Abil)
Penelusi Sejarah : Abil

Selanjutnya......

Senin, 26 Juli 2010

Ular Muncul Untuk Kodok

Cerita Rakyat

Ada sebuah cerita yang sangat unik tetapi mengandung makna yang luar biasa. Dibawah rerumpunan tumbuhan disisi sebuah danau, hiduplah sekelompok kodok… Disana hidup seekor induk kodok dengan tiga anaknya. Induk kodok berkata : “ langit ada untuk kita, bumi ada untuk kita sehingga kita punya tempat tinggal ..! “ Menyenangkan… menyenangkan..menyenangkan para anak kodok bersorak gembira. “Air datang untuk kita, udara hadir untuk kita,” lanjut induk kodok berceramah. Asyik…! Asyik, asyik…! Sahut anak-anak kodok. Selanjutnya “Serangga terbang untuk kita, buah tumbuh untuk kita para kodok-kodok..” kata induk kodok sambil menikmati serangga yang dimakannya. Nikmat…nikmat..nikmat…!!! teriak anak-anak kodok bergembira menikmati makanannya. Wuzzzz…!! Tiba….tiba seekor ular mendadak menyambar ingin memangsa para kodok. Induk dan anak-anak kodok berlarian ketakutan…lari ada ular..!! . Tetapi salah satu anak kodok menjadi mangsa dari si ular. “ Mengerikan! Kasihan si kodok kecil yang malang !! menakutkan ! kata induk kodok bersama anak-anak kodok lainnya. Si ular dengan langkah dan bibir tersemyum pergi meninggalkan para kawanan kodok. “ Jangan bilang ular muncul untuk kita juga ? protes anak-anak kodok pada induknya. Induk Kodok berkata dengan bijaksana : “ benar, ular muncul dan datang untuk kita para kodok-kodok”. Jika tidak ada ular, para kodok akan menghabiskan segalanya dan menjadi terlalu banyak. Sehingga nanti tidak akan ada tempat untuk tinggal lagi,” lanjut induk kodok bijaksana. “Benar juga, ya..!” sahut para anak kodok berbarengan.

Dari cerita tersebut diatas dapat memberikan makna yang mendalam buat kita, bahwa segala sesuatu yang ada dialam semesta ini terdapat dua sisi yakni sisi baik dan buruk. Tidak ada baik atau buruk yang tetap di dunia ini. Setelah sesuatu terjadi, semuanya tergantung pada bagaimana kita memandangnya…baik atau buruk. Orang yang bijaksana dapat melihat sisi positif dari semua hal yang terjadi, apakah itu merugikan kita atu tidak ?. Tetapi kita sebagai manusia sering terjebak oleh egoisme kita sendiri, sehingga kita selalu hanya ingin menerima sesuatu yang baik saja yang terjadi pada diri kita, kita hanya mau menerima kegembiraan, kesejahteraan dan sebagainya, tetapi kita selalu menolak segala keburukan, kegagalan dan sebagainya. Sikap demikian adalah hal yang wajar saja, tidak mungkin ada orang yang lebih senang menerima keburukan dibanding dengan kebaikan, semua orang pasti menginginkan segala sesuatunya berjalan dengan baik, tetapi sering kali dalam perjalanan hidup ini segala hal yang tidak terduga terjadi. Kebahagiaan, penderitaaan selalu datang silih berganti, ini merupakan sebuah paket hidup yang harus kita terima.

Dikatakan sebagai PAKET HIDUP karena Penderitaan tidak mungkin kita elak dan kebahagiaan juga tidak mungkin bisa kita tolak, ada penderitaan pasti ada kebahagiaan, ada kebahagiaan pasti ada penderitaan . Jika kita bisa memilih dalam hidup ini, pasti semua orang akan memilih Paket Hidup yang isinya hanya kebahagiaan saja, tetapi mungkin kah hal itu terjadi ? Buddha mengatakan hidup ini adalah penderitaan, jadi hidup adalah lingkaran penderitaan karena manusia lebih dikuasai oleh hawa nafsunya. Penderitaan timbul karena hawa nafsu seperti kemarahan, kebencian, keserakahan, keirihatian dan sebagainya. Hawa nafsu tidak mungkin bisa kita hilangkan tetapi hawa nafsu bisa kita tingkatkan manfaatnya. Hal ini kita kenal dengan prinsip “Hawa Nafsu adalah Kesadaran”. Jadi rumusnya untuk mencapai kebahagiaan adalah kita harus dapat mengambil hikmat baik dari setiap kejadian dan meningkatkan kualitas jiwa kita dengan merubah hawa nafsu menjadi kesadaran. Jadi disini yang dimaksud adalah Hawa Nafsu yang Positif.

Seperti cerita kodok diatas bahwa semua itu ada adalah untuk kita, penderitaan ada untuk kita, kebahagiaan ada untuk kita dan sebagainya. Bukankah hidup ini menjadi lebih berarti jika ada kedua-duanya, “ Semakin besar penderitaan maka semakin kuat jiwa kita untuk dapat menghadapi segala rintangan yang terjadi kemudian.” Kita mungkin pernah melihat anak kecil yang sedang belajar berjalan. Setiap kali ia jatuh maka tubuhnya menjadi semakin kuat, begitu seterusnya sampai kemudian ia mampu berjalan. Menurut penelitian bahwa bayi yang sedang belajar berjalan, sangat baik jika ia mengalami kejatuhan, karena setiap kali ia jatuh maka seluruh tubuhnya akan merespon sehingga ia menjadi semakin kuat kakinya. Seharusnya kita juga demikian, semakin besar penderitaan yang kita alami semakin besar pula seharusnya semangat kita , kekuatan kita dan daya tahan kita terhadap penderitaan tersebut.

Nichiren Daishonin mengatakan : “ Believers of the Lotus Sutra are like Winter, Winter which never fails to turn into Spring. Never have I heard of a beleiver of the Lotus Sutra who remained only a common mortal..." ini berarti bahwa tidak mungkin sebuah penderitaan itu tidak ada akhirnya, kita harus mampu menerima penderitaan itu dengan hati yang tenang, sehingga kita dapat mengatasinya. Ketika kita menghadapi penderitaan, sikap yang seharusnya kita tunjukkan adalah sikap sebagai seorang Bodhisatva Muncul Dari Bumi. Yang menjadi masalah adalah ketika kita menghadapi sebuah kenyataan atau hal yang buruk, kita selalu menilai semua itu buruk tetapi kita tidak pernah berpikir secara positif bahwa apa yang terjadi sekarang ini adalah Buah Karma yang telah kita buat dan hanya merupakan akibat yang harus terjadi. Kita harus melihat sebuah persoalan dari kaca mata Buddha, bahwa segala sesuatu itu adalah baik untuk kita sebagai contoh ; kalau sekarang ini kita bangkrut karena ditipu orang lain, maka kita harus terima itu sebagai kenyataan bahwa semua ini bisa terjadi karena keserakahan kita, keteledoran kita sendiri dan sudah pasti untuk masa akan datang kita harus lebih hati-hati agar tidak terjebak untuk kedua kalinya. Ketika kita menghadapi sebuah penderitaan mestinya kita harus semakin dekat dengan Buddha. Dekat dengan Buddha maksudnya adalah bahwa kita harus lebih sungguh-sungguh percaya pada Gohonzon dan mau menjalankan kata – kata Buddha dengan lebih baik lagi.

Berikut ini saya mendapatkan sebuah bimbingan yang sangat berharga dari seseorang teman saya dari itali : “ Sometimes, however, problems area a gift. Of course we suffer because of these problems. But if it changes our life and we later become much happier, then the problem was in stead a great gift or benefit, that leads us to happiness. Right now, you are having a very difficult time. But as a result of your suffering, you have decided to try and become closer to real Buddhist faith and practice, closer to the Buddha's heart, so as a result, eventually you can attain enlightenment. In this way, maybe the problem has been leading you to the Buddha in order to make you become happier and happier.” Ini berarti bahwa kita harus menganggap penderitaan itu sebagai sebuah kado / hadiah, kita memang menderita karena persoalan ini tetapi jika kita ingin merubah hidup kita dan kemudian menjadi lebih bahagia maka anggaplah permasalahan itu seperti sebuah hadiah dan keuntungan, maka kita akan menjadi bahagia. Sekarang memang kita sedang menderita dan berada dalam kondisi yang sulit tetapi kita harus mencoba dan datang lebih dekat kepada semangat seorang buddhis dan pelaksanaan, lebih dekat dengan hati Buddha, maka sebagai hasilnya kamu akan mendapatkan jalan pemecahaanya. Mungkin saja kesulitan atau permasalahan ini merupakan sebuah jalan untuk kita menjadi lebih bahagia dan bahagia. Penderitaan adalah Hadiah untuk kita menjadi lebih bahagia pada masa mendatang.

Bagaimana caranya agar kita mampu menerima penderitaan itu seperti sebuah Kado / Hadiah yang baik buat kita ? memang bukan hal yang mudah, tetapi jika kita punya kemauan dan ingin merubah hidup kita, pasti kita akan mampu melewatinya.
  1. Percayalah Bahwa Penderitaan itu Hanya Sementara. Kebanyakan orang tidak mampu dan punya kekuatan untuk keluar dari penderitaan karena ia terlalu persimitis, tidak punya sebuah semangat pun dalam hatinya, yang ada hanya keluhan, kritikan, gerutuhan dan sebagainya. Ia selalu berpandangan bahwa sudah menjadi nasib hidupnya seperti ini, sehingga ia merasa tidak mungkin mampu merubah hidupnya lagi. Untuk keluar dari kesulitan, kita harus percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang kekal begitu juga dengan penderitaan, hidup ini ibarat sebuah roda yang berputar, adakalanya kita dibawah tetapi adakalanya kita diatas. Kehidupan boleh berubah tetapi semangat dari hati harus seperti poros sebuah roda tetap tidak bisa dirubah-ubah. Semangat untuk hidup harus kita munculkan sehingga kita bisa memunculkan hati yang tenang dan prajna untuk keluar dari kesulitan.
  2. Kesulitan adalah Kado yang Tak Ternilai. Kita mungkin pernah mendengar bahwa Pengalaman adalah Guru yang Terbaik, semakin kita sering menderita maka akan semakin besar kebahagiaan yang pasti kita peroleh. Kita harus selalu belajar dari kesulitan dan permasalahan maka kita tidak akan pernah lagi menghadapi kesulitan yang sama. Orang bijak tidak jatuh kedua kalinya dalam lubang yang sama. Terimalah penderitaan sebagai penderitaan, nikmatilah kebahagiaan sebagai sebuah kewajaran, itulah kata-kata yang harus kita ingat dan ikuti.
  3. Semakin Kuat dalam Hati Kepercayaan. Perkuat hati kepercayaan kita kepada Gohonzon dan daimokulah selalu, karena ketika kita sedang dalam kesulitan, jiwa kita berada dalam tingkat yang terendah dan tertekan sehingga kita sulit menemukan jalan keluar (prajna) untuk mengatasinya. Ketika kita mendapatkan sebuah kesulitan sama seperti kita jatuh ke dalam sebuah sumur yang dalam, suasana yang gelap dan dingin membuat kita tidak punya sebuah kekuatan pun. Daimoku adalah ibarat sebuah tali yang diturunkan kedalam sumur yang akan membawa kita keluar dari dalam sumur yang gelap, sama seperti sebuah nyala lilin dalam kegelapan. Jadi duduklah didepan Gohonzon dan sebut Daimoku dengan seluruh kesungguhan hati, pasti kita akan mampu keluar dari kesulitan tersebut.
  4. Kesulitan Besar adalah awal dari Kebahagiaan Besar. Apakah ada sesuatu yang mudah di dunia ini ?, sejak kecil kita juga sudah harus berjuang untuk hidup, demikian juga untuk mencapai sebuah kebahagian dalam hidup juga harus disertai perjuangan yang tidak sedikit. Ketika kita menghadapi sebuah kesulitan hendaknya kita harus melihat hal itu secara positif dan jernih dan kita harus yakin bahwa dibalik sebuah kesulitan pasti terdapat kebahagian. Menderita atau Bahagia semuanya terdapat dalam suasana jiwa kita yang terjadi akibat dari hubungan kita dengan dunia luar atau lingkungan kita. Jadi yang menjadi masalah bukan lingkungannya tetapi perasaan diri kita sendiri, sebagai contoh ; pada jaman dulu, orang tidak punya handphone bukanlah sebuah penderitaan tetapi saat sekarang banyak generasi muda yang tidak dapat memiliki handphone menganggap hidup mereka menderita, semua ini karena ketidakkendalian hawa nafsu kita sendiri.
  5. Tidak ada yang sempurna. Salah satu sumber penderitaan kita adalah selalu mengharapkan orang lain sempurna seperti apa yang kita inginkan. Semua orang harus kelihatan sempurna, tidak boleh ada sedikitpun kesalahan dan ia selalu merasa dirinya paling benar, paling sempurna dan sebagainya, semua ini adalah sikap-sikap dari dunia kesombongan dan egoisme yang kuat. Ketika ia melihat orang lain tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan maka ia menjadi menderita. Buanglah sikap seperti ini karena tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini dan tidak mungkin ada gading yang tidak retak. Jika kita dapat mengatasi sikap yang satu ini, maka hidup kita menjadi lebih tenang dan bahagia.
Kebahagian akan datang jika kita bisa seperti cerita kodok diatas, semua itu datang untuk kita, jadi terima itu dengan jiwa yang penuh dengan kekuatan Dunia Buddha. Segala sesuatu itu ada hal baik dan buruk, yang buruk adalah baik untuk kita menjadi lebih baik dan yang baik harus kita jadi untuk tidak terpesona dan terjebak dalam kesombongan. Baik dan buruk adalah dua hal tetapi keduanya adalah hal yang baik buat kita. Ada keburukan baru ada kebaikan, ada derita baru ada kebahagiaan. Jadi kembali ke kata-kata induk kodok “ Bahwa Ular itu Ada Untuk Kita”.Gassho.

Selanjutnya......

Padang Bano !

Padang Bano! Antara Komoditi Politik dan Keinginan Masyarakat?
Oleh: Team JEJAK AKAR

Akarnews. Apa yang terjadi dengan suatu permasalahan yang dibungkus dengan kepentingan masyarakat namun isinya adalah demi memenuhi kepentingan seseorang atau suatu kelompok semata? Demikian kiranya dengan konflik tapal batas antara Kabupaten Lebong dengan Kabupaten Bengkulu Utara.

Konflik ini bermula disahkannya UU Nomor 39 tahun 2003, yang menjadi dasar hukum pembentukan Kabupaten Lebong dan Kepahyang yang merupakan pemekaran dari kabupaten induk yakni Kabupaten Rejang Lebong, yang pasca pemberlakuaanya mencuatkan Konflik Tapal Batas.

Menurut Mashuri yang ditemui team Akarnews, tempo hari di kediamannya di Desa Muara Ketayu, mengatakan bahwa konflik tapal batas adalah semata-mata konflik elitis yang membawa masyarakat terlibat didalamnya tanpa memiliki arahan yang jelas. Kemudian beliau menambahkan, ‘bukti hal tersebut adalah adanya DPT ganda di setiap proses pemilihan Umum, baik itu PILKADAL, PILPRES maupun PILLEG, hal ini ditambah lagi dengan adanya kandungan bahan mineral seperti batu-bara di beberapa desa yang termasuk ke dalam wilayah konflik, tentu hal ini akan menguntungkan elit-elit daerah, baik itu elit pemerintah Kabupaten BU maupun elit daerah Kabupaten Lebong’.

Tanggapan lain yang hampir senada adalah dari seorang warga masyarakat Padang Bano, yang bernama Pak Budi, menurut beliau bahwa kami masyarakat tidak penting daerah ini masuk Kabupaten Lebong atau Bengkulu utara, toch saja kondisi kami tetap seperti ini saja, kemudian ketika Akarnews menanyakan adanya kelompok masyarakat yang berdemo mengata-namakan dari perwakilan masyarakat Padang Bano, Pak Budi mengatakan tidak tahu menahu mengenai adanya forum yang mengatas-namakan masyarakat Padang Bano tersebut.

Sedangkan menurut saudara Erwin S Basrin dari Yayasan Akar, yang dahulu pernah terlibat secara lansung dalam proses penanganan konflik tata batas Padang Bano menuturkan bahwa, konflik ini sebenarnya tidak bisa dilihat begitu saja semenjak daerah Lebong dimekarkan menjadi Kabupaten, ada tinjauan sejarah yang harus dilihat yang nantinya akan memperjelas semua permasalahan, misalnya kejadian yang terjadi di zaman Penjajahan Belanda yang mememecahkan masyarakat adat Rejang kedalam system marga-marga. namun jika hal ini dilihat pada proses kejadian hari ini maka ada beberapa hal penyebab sengketa tata batas tersebut masih terjadi yakni, Pertama konflik yang ada merupakan imbas dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan baik berupa produk Perundang-Undangan yang dikeluarkan seperti UU No 5 Tahun 1974 tentang Pemerintah Daerah,UU nomor 4 tahun 1967 diganti dengan UU No 41 tentang Pokok-Pokok Kehutanan. Kedua dalam penetapan pembagian keruangan kawasan tidak pernah melibatkan masyarakat di daerah tersebut (masyarakat local/masyarakat adat), hal ini bisa dilihat dari acuan peta dan tata ruang wilayah Provinsi Bengkulu yang telah direvisi, dan sekarang masih dalam tahap perumusan kembali, bahwa acuan yang dipakai adalah acuan batas TGHK padu serasi kawasan oleh Menteri Kehutanan melalui Kepmen;Nomor.420/kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di wilayah Provinsi Bengkulu seluas 920.964 ha.

Ketiga proses penyelesaian konflik yang dilakukan oleh pemerintah, lebih merupakan proses suatu solusi yang berorientasi pada kepentingan pengelolalaan wilayah konflik, bukan demi kesejahteraan rakyat, hal ini berimbas pada semakin meruncingnya konflik pada tingkatan masyarakat diwilayah konflik. Hal yang dikembangkan pemerintah juga lebih mengarahkan pada suatu pengakuan administrative, tidak pada tingkatan pembuktian kebenaran yang akan mengangkat derajat masyarakat adat suku Rejang, khususnya masyarakat Selupu Lebong, Ke empat, organisasi-organisasi masyarakat yang ada di wilayah konflik, juga lebih merupakan representasi dari kedua kabupaten yang berkonflik, hal ini telah menimbulkan suasana yang tidak kondusif bagi masyarakat, dimana sudah muncul saling kecurigaan antara masyarakat yang pro pada Kabupaten Bengkulu utara dan masayrakat yang pro pada Kabupaten Lebong.

Ke lima, pemahaman organisasi-organisasi yang ada di masyarakat di wilayah konflik juga merupakan suatu pemahaman yang bias kepentingan sehingga permasalahan yang menjadi munculnya konflik yaitu pengakuan akan wilayah kelola masyarakat itu semakin terabaikan. Pemerintah yang seharusnya dapat memfasilitasi terwujudnya kesejahteraan masyarakat, dalam prosesnya ternyata telah terjebak pada status pengakuan administrative akan wilayah Padang Bano.

Kemudian ketika ditanyakan mengenai permasalahan DPT ganda dan gugatan salah satu Calon Bupati pasca pilkada 3 juli 2010 kemaren, Erwin cuma menjawab bahwa hal itu adalah sekedar dampak dari proses penanganan konflik yang setengah hati dan hanya berdasarkan pada status penguasaan wilayah secara administrative semata, sehingga masyarakat Padang Bano Cuma dijadikan komoditi politik disetiap prosesi peralihan kekuasaan di daerah.

Berdasarkan temuan Akarnews di lapangan, melihat pada proses pemilihan legislative dan presiden silam menemukan kejadian bahwa masyarakat Padang Bano memilih di dua TPS, satu TPS Kabupaten Bengkulu Utara satu lagi di TPS untuk Kabupaten Lebong, maka melihat situasi dari kekisruhan konflik tata batas ini, memang harus cepat diselesaikan agar jangan sampai terjadi double bourden, pada masyarakat Padang Bano, yakni terjadinya pemberlakuan dualisme hukum dan kebijakan antara Kabupaten Bengkulu Utara dengan Kabupaten Lebong, termasuk dalam hal klaim DPT yang pasca PILKADA silam kembali mengalami kericuhan.

Sebagai catatan disini adalah, masyarakat Padang Bano sampai pada hari ini belum memiliki NIK dan system registrasi kependudukan yang sah, dalam artian posisi kependudukan secara hukum pada masyarakat padang bano masih berada pada status yang dipertanyakan, akibat dari ketidak jelasan keputusan yang menjelaskan posisi wilayah Administrative Wilayah Padang Bano berada di kabupaten mana, apakah kabupaten Bengkulu utara atau Kabupaten Lebong. (TARR)


Selanjutnya......
 
This blog powered by Blogger. Template designed by Go Blog Template